Pengendalian hama penghisap buah kakao
Hama penghisap buah kakao (Helopeltis spp.) adalah hama utama yang tingkat pengrusakannya menempati peringkat ke-2 sesudah hama penggerek buah kakao. Serangan hama itu bisa turunkan produktivitas buah 50 – 60%.
Hama penghisap buah kakao berwujud kepik yang terbagi dalam sebagian spesies diantaranya H. antonii, H. claviver, serta H. theivora. Hama itu menyerang nyaris seluruhnya tanaman kakao di Indonesia serta sebagian negara pembudidaya kakao yang lain seperti Papua, Malaysia, Filiphina, Srilanka, serta beberapa negara-negara di Afrika.
Siklus hidup
Hama penghisap buah kakao yaitu serangga yang bermetamorfosis dengan cara tak prima dengan siklus hidup berjalan sepanjang 30 – 48 hari. Siklus hidup diawali dari fase telur yang berjalan sepanjang 6 – 7 hari dilanjutkan dengan fase nimfa berjalan sepanjang 10 – 11 hari, serta fase imago sepanjang 14 – 20 hari.
Telur penghisap buah kakao berupa lonjong, berwarna putih, serta umumnya diletakan oleh imago didalam jaringan kulit buah atau pucuk daun. Sesudah telur menetas, serangga muda (nimfa) keluar dari jaringan kulit buah serta bakal alami 5 instar (4 kali ubah kulit) sampai pada akhirnya jadi serangga dewasa (imago).
Pada fase imago inilah intensitas serangan penghisap buah kakao bakal makin tinggi, lantaran terkecuali lakukan pengerusakan pada buah-buah kakao, imago bakal kawin serta kembali meletakan telur-telur yang dihasilkannya ke jaringan kulit untuk meneruskan siklus keturunannya. Satu imago biasanya bisa menghasilkan sampai 200 butir sepanjang masa hidupnya.
Tanda-tanda serangan
Hama penghisap buah bisa menyerang buah kakao waktu pagi serta sore hari. Lantaran ia tak suka pada kehadiran sinar, saat siang hari hama itu umumnya bersembunyi dibagian tanaman yang gelap seperti sela-sela atau sisi daun yang menghadap ke bawah.
Hama penghisap buah bisa menyerang waktu masih juga dalam fase nimfa serta imago. Serangan dikerjakan lewat cara menusuk kulit buah muda ataupun yang telah tua memakai mulutnya yang mirip jarum. Mulutnya ini lalu menghisap cairan manis yang ada didalam kulit buah, lantas berbarengan dengan tusukan itu mulutnya keluarkan cairan toksin yang bisa mematikan sel serta jaringan yang ada di sekitar lubang tusukan.
Serangan pada buah muda mengakibatkan kulit buah jadi retak serta terjadinya perkembangan buah yang abnormal (malformasi). Lantaran pertumbuhannya abnormal, perubahan bijipun bakal terhalang serta menyebabkan penurunan produktivitas hasil panen. Pada intensitas serangan yang tinggi, buah muda yang diserang dapat mati, jadi kering, serta gugur.
Serangan pada buah tua mengakibatkan kulit buah dipenuh dengan bintik-bintik hitam yang disebut luka sisa tusukan. Tetapi serangan pada buah tua umumnya tidak sering berlangsung lantaran kulit buah telah terlampau keras serta tak memiliki kandungan cairan yang dapat dikonsumsi oleh hama penghisap.
Serangan dapatlah berlangsung pada pucuk daun muda. Daun muda yang diserang umumnya dalam sekian hari segera layu, jadi kering, serta pada akhirnya mati. Daun-daun itu selanjutnya bakal gugur serta ranting bakal merangas kering serta bakal jadi seperti lidi.
Hama penghisap buah kakao berwujud kepik yang terbagi dalam sebagian spesies diantaranya H. antonii, H. claviver, serta H. theivora. Hama itu menyerang nyaris seluruhnya tanaman kakao di Indonesia serta sebagian negara pembudidaya kakao yang lain seperti Papua, Malaysia, Filiphina, Srilanka, serta beberapa negara-negara di Afrika.
Siklus hidup
Hama penghisap buah kakao yaitu serangga yang bermetamorfosis dengan cara tak prima dengan siklus hidup berjalan sepanjang 30 – 48 hari. Siklus hidup diawali dari fase telur yang berjalan sepanjang 6 – 7 hari dilanjutkan dengan fase nimfa berjalan sepanjang 10 – 11 hari, serta fase imago sepanjang 14 – 20 hari.
Telur penghisap buah kakao berupa lonjong, berwarna putih, serta umumnya diletakan oleh imago didalam jaringan kulit buah atau pucuk daun. Sesudah telur menetas, serangga muda (nimfa) keluar dari jaringan kulit buah serta bakal alami 5 instar (4 kali ubah kulit) sampai pada akhirnya jadi serangga dewasa (imago).
Pada fase imago inilah intensitas serangan penghisap buah kakao bakal makin tinggi, lantaran terkecuali lakukan pengerusakan pada buah-buah kakao, imago bakal kawin serta kembali meletakan telur-telur yang dihasilkannya ke jaringan kulit untuk meneruskan siklus keturunannya. Satu imago biasanya bisa menghasilkan sampai 200 butir sepanjang masa hidupnya.
Tanda-tanda serangan
Hama penghisap buah bisa menyerang buah kakao waktu pagi serta sore hari. Lantaran ia tak suka pada kehadiran sinar, saat siang hari hama itu umumnya bersembunyi dibagian tanaman yang gelap seperti sela-sela atau sisi daun yang menghadap ke bawah.
Hama penghisap buah bisa menyerang waktu masih juga dalam fase nimfa serta imago. Serangan dikerjakan lewat cara menusuk kulit buah muda ataupun yang telah tua memakai mulutnya yang mirip jarum. Mulutnya ini lalu menghisap cairan manis yang ada didalam kulit buah, lantas berbarengan dengan tusukan itu mulutnya keluarkan cairan toksin yang bisa mematikan sel serta jaringan yang ada di sekitar lubang tusukan.
Serangan pada buah muda mengakibatkan kulit buah jadi retak serta terjadinya perkembangan buah yang abnormal (malformasi). Lantaran pertumbuhannya abnormal, perubahan bijipun bakal terhalang serta menyebabkan penurunan produktivitas hasil panen. Pada intensitas serangan yang tinggi, buah muda yang diserang dapat mati, jadi kering, serta gugur.
Serangan pada buah tua mengakibatkan kulit buah dipenuh dengan bintik-bintik hitam yang disebut luka sisa tusukan. Tetapi serangan pada buah tua umumnya tidak sering berlangsung lantaran kulit buah telah terlampau keras serta tak memiliki kandungan cairan yang dapat dikonsumsi oleh hama penghisap.
Serangan dapatlah berlangsung pada pucuk daun muda. Daun muda yang diserang umumnya dalam sekian hari segera layu, jadi kering, serta pada akhirnya mati. Daun-daun itu selanjutnya bakal gugur serta ranting bakal merangas kering serta bakal jadi seperti lidi.
Pengendalian penyakit
Hama penghisap buah kakao bisa dikendalikan dengan tehnik ingindalian biologis, kultur tehnis serta pengendalian kimiawi.
pengendalian biologis
pengendalian dengan cara biologi bisa dikerjakan dengan inokulasi kutu putih untuk mengundang semut hitam yang disebut musuh alami dari hama penghisap buah. Semut hitam yang melakukan aktivitas di sekitar buah-buah kakao bakal bikin imago tak pernah meletakan telur dipermukaan buah kakao. Semut hitam juga mengonsumsi telur-telur penghisap buah kakao yang ada dipermukaan buah.
Terkecuali dengan inokulasi kutu putih, semut hitam dapat juga diundang lewat cara membikinkan rumah memakai seresah yang diikatkan pada percabangan atau jorket.
Pengedalian dapat juga dikerjakan dengan melepas cendawan parasitoid dari hama itu yakni berbentuk Beauveria bassiana. Serangga yang terinveksi umumnya bakal mati sesudah 2 – 5 hari disemprot. Penyemprotan pada imago biasanya lebih efisien dikerjakan pada serangga dalam fase imago, di mana dosis 25-50 gr spora/ha.
pengendalian kultur teknis
pengendalian dengan cara kultur tehnis dikerjakan dengan memotong cabang-cabang tak produktif yang sama-sama bertumpang tindih. Pemangkasan mempunyai tujuan untuk kurangi tingkat kelembapan kebun hingga serangga penghisap buah tak kerasan berlama-lama tinggal di kebun kakao kita.
Terkecuali dengan pemangkasan, pengendalian hama penghisap buah kakao dengan cara kultur tehnis dapat juga dikerjakan dengan pemakaian pohon penaung yang bisa jadi rumah untuk semut hitam yang tidak lain yaitu musuh alami dari hama penghisap buah. Sebagian pohon penaung itu yaitu kelapa, lamtoro, serta sengon.
pengendalian kimiawi
pengendalian dengan cara kimiawi adalah pilihan paling akhir sesudah ingindalian kultur tehnis serta pengendalian biologis tak membawa hasil yang memuaskan. Ingindalian kimiawi bisa dikerjakan dengan aplikasi insektisida sesuai sama dosis saran.
No comments:
Post a Comment