Friday, September 4, 2015

Teknik pembibitan kakao secara generatif

Teknik pembibitan kakao secara generatif

Teknik pembibitan kakao secara generatif

Tanaman kakao bisa diperbanyak dengan cara generatif serta vegetatif. Tetapi dengan cara umum, pembibitan kakao dengan cara generatif seringkali dikerjakan beberapa petani. Mungkin saja lantaran di rasa lebih praktis. 

Perbanyakan generatif yaitu tehnik perbanyak tanaman dengan memakai biji. Sedang perbanyakan vegetatif umumnya memakai setek, okulasi, cangkok atau kultur jaringan. Ada banyak keunggulan serta kekurangan perbanyakan generatif di banding vegetatif. 

Tehnik generatif lebih praktis lantaran benih dapat disimpan kurun waktu lama, pengiriman benih lebih fleksibel serta tanaman berdiri kokoh lantaran mempunyai akar tunjang. Cuma saja, dengan tehnik itu sifat-sifat tanaman belum pasti seragam serta mungkin berbeda dengan tanaman induknya. 
Terdapat banyak bagian yang butuh dikerjakan dalam pembibitan kakao memakai tehnik perbanyakan generatif. Tahapan-tahapan itu diantaranya penyiapan benih tanaman, penyiapan tempat pembibitan kakao, penyemaian, penyiapan media tanam, perpindahan kecambah serta pemeliharaan bibit. 

Penyiapan bahan tanam 

Hal pertama yang dikerjakan dalam pembibitan kakao yaitu penyiapan bahan tanam. Bahan tanam berbentuk biji bisa didapat dari kebun produksi atau mungkin dengan pembelian ke sumber benih terpercaya.

Untuk penyediaan bahan tanam dari kebun produksi, tanaman induk yang bakal dipakai juga sebagai sumber benih mesti penuhi kriteria diantaranya keadaan tanaman sehat serta kuat, mempunyai produktivitas tinggi, dan berusia pada 12 – 18 th..

Dari tanaman induk itu di ambil buah yang telah masak prima. Buah yang telah masak ditandai dengan pergantian warna jadi kuning untuk buah yang kulitnya hijau atau jadi jingga untuk buah yang kulitnya merah.

Buah-buah itu lalu dipecah serta di ambil bijinya. Biji yang dipakai juga sebagai benih terdapat di bagian poros atau tengah-tengah buah. Dalam satu buah biasanya cuma dipakai 20-25 biji saja.
Biji-biji itu lalu dibikin bersih dari lendir (pulp) yang melekat. Langkahnya, campur serbuk gergaji atau abu gosok pada biji yang berlendir. Lalu remas-remas dengan tangan. Kemudian biji dicuci memakai air mengalir untuk lalu diangin-anginkan sampai kering sepanjang 1 hari. Sesudah kering biji siap untuk dikritikbahkan.

Apabila kita tak mempunyai sumber tanaman untuk pembibitan kakao, benih dapat diperoleh dengan beli. Kami menyarankan untuk beli benih di Pusat Riset Kopi serta Kakao, di Jember. Dapat dipesan dengan cara on-line. Satu butir benih kakao disana di jual seharga 500 – 750 rupiah bergantung type klonnya.

Penyiapan tempat pembibitan kakao 

Sesudah bahan tanam atau benih siap, langkah setelah itu dalam bagian pembibitan kakao yaitu penyiapan bedengan serta naungan. Bedengan serta naungan baiknya di buat ditempat yang penuhi prasyarat tempat pembibitan yang baik yaitu dekat dengan sumber air, tempatnya datar serta rata, dekat dari jangkauan, serta aman dari beragam masalah.

Bedengan persemaian di buat dengan ukuran lebar 1, 2 mtr. serta panjang optimal 10 mtr. dengan arah membujur utara-selatan. Tanah untuk bedengan itu lalu dibikin bersih dari gulma serta sisa-sisa perakaran. Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk lalu digemburkan, dihaluskan, serta diratakan.
Pada susunan tanah yang telah rata ini lalu ditambahkan pasir setebal 5 cm. Pemakaian pasir ditujukan supaya akar kecambah kakao lebih gampang dicabut waktu perpindahan ke polibag. Supaya pasir tak longsor, pinggir bedengan mesti di beri dinding penahan berbentuk papan kayu, bambu, atau batu bata.

Bedengan dilengkapi dengan naungan untuk menghidarkan semaian dari teriknya cahaya matahari atau tetesan air hujan dengan cara segera. Naungan di buat dari daun kelapa, daun tebu, atau dari anyaman daun alang-alang. Naungan di buat dengan tinggi tiang samping timur 1, 5 mtr. serta di samping barat 1, 2 mtr..

Penyemaian benih 

Sesudah benih serta bedengan persemaian siap, bagian pembibitan setelah itu yaitu lakukan penyemaian benih. Benih-benih kakao yang bakal disemai terlebih dulu di rendam dalam larutan formalin 2, 5% sepanjang 10 menit supaya jamur tak tumbuh.

Benih lalu ditempatkan di susunan pasir dengan posisi sisi yang rata menghadap ke bawah. Benih ditekan ke susunan pasir hingga kurang lebih sepertiga sisi benih tenggelam dalam media pasir. Benih disemai dengan cara berjajar dengan jarak 2, 5 x 5 cm.

Sesudah benih usai disemai, bedengan lalu disiram dengan air untuk lalu ditutup dengan daun alang-alang kering yang telah di celupkan ke larutan fungisida. Semaian benih disiram tiap-tiap untuk serta sore serta sesudah 4-5 hari di persemaian, benih kakao bakal mulai berkecambah serta mesti selekasnya dipindahkan ke pembibitan polibag.

Penyiapan media tanam 

Sesudah benih kakao berkecambah, benih mesti selekasnya dipindahkan ke polibag. Polibag yang dipakai yaitu polibag yang memiliki ukuran 20 cm x 30 cm dengan tidak tipis 0, 08 mm. Polibag itu lalu berisi media tanam berbentuk kombinasi tanah top soil, pupuk kandang, serta pasir yang sudah diayak dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Pengisian media tanam dikerjakan sampai 1-2 cm dari pinggir batas atas polibag.

Polibag-polibag yang telah terisi media tanam lalu disusun dibawah naungan yang telah disediakan. Naungan pembibitan polibag sama dengan naungan persemaian. Polibag disusun dengan pola segitiga sama segi dengan jarak 60 x 60 x 60 cm. Polibag yang telah tersusun rapi lalu disiram air sampai jemu.

Perpindahan kecambah

Sesudah 4-5 hari di persemaian, benih-benih kakao telah mulai berkecambah. Benih-benih itu mesti selekasnya dipindahkan ke polibag yang telah disediakan. Dalam aktivitas itu, seleksi pada kecambah butuh dikerjakan untuk memperoleh bibit yang berkwalitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat, serta kecambah yang telah tumbuh kian lebih 14 hari mesti dipisahkan.

Perpindahan kecambah dikerjakan dengan hati-hati supaya akar tunggang tak putus. Pengambilan kecambah dikerjakan memakai pertolongan solet bambu. Kecambah yang sudah di ambil lalu ditanam dalam media tanam di polibag yang telah dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa-bisanya diupayakan supaya bisa berdiri lurus dalam lubang itu. Setelah itu lubang ditutup dengan media untuk lalu dilewatkan sampai bisa menyesuaikan dengan lingkungannya yang baru.

Pemeliharaan bibit 

Bibit kakao dalam polibag mesti dipelihara dengan baik supaya tumbuh kuat serta sehat. Aktivitas pemeliharaan bibit mencakup penyiraman, pemupukan, serta ingindalian hama penyakit.
Penyiraman mutlak butuh dikerjakan supaya bibit tak alami kekeringan. Waktu musim kemarau, penyiraman dikerjakan 2 kali satu hari saat pagi serta sore hari, sedang waktu musim hujan penyiraman sesuai dengan situasi media tanam dalam polibag.

Pemupukan pada bibit kakao dikerjakan tiap-tiap 14 hari sekali hingga bibit berusia 3 bln.. Pemupukan dikerjakan dengan pupuk urea yang sudah dicampurkan di air. Larutan pupuk urea di buat dengan konsentrasi 1%, itu bermakna dalam 1 liter larutan terdapat pupuk urea sejumlah 10 gr. Tiap-tiap bibit disiram larutan pupuk sampai 100 ml. Sesudah penyiraman pupuk, bibit butuh disiram kembali memakai air bersih supaya larutan pupuk urea yang melekat di bagian tanaman luruh.
Ingindalian hama penyakit pada pembibitan kakao dikerjakan bergantung pada keadaan serangan.

Bila hama serta penyakit seperti kutu putih, aphis, kumbang kecil, atau cendawan pembusuk menyerang bibit, ingindalian bisa dikerjakan dengan aplikasi insektisida sesuai sama dosis.
Sesudah 3 bln., bibit kakao sudah mempunyai minimum 18-24 helai daun, diameter batang seputar 8 mm, serta tinggi 50 – 60 cm. Bibit itu juga telah siap untuk ditanam di lapangan atau dapat juga diokulasi serta disambung untuk melakukan perbaikan kwalitas bibit kakao yang dihasilkan.

No comments:

Post a Comment